Ketika hati tlah tersakiti..
Saat mental jatuh tiada henti..
Ku coba tu' melarikan diri..
Dari kenyataan yang tlah ku alami..
Bukanlah sebagai pecundang masa kini..
Namun ku berharap tiada henti..
Adakah keindahan hidup di lain hari..
Jika ku asingkan diriku seorang diri..
Hingga tiada yang menemani..
Saat malam tampakkan petang..
Ketika awan tersinari oleh sinar rembulan..
Ku coba tu' keluar dri kenyataan..
Dengan diam diam..
Tanpa sepengetahuan..
Hingga diriku sampai tujuan..
Tiba waktunya ku tlah tiada..
Mereka mencoba mencari ke segala arah..
Namun tiada terdapati diri ini..
Hanya nama yang terlukis di hati..
Walaupun setiap saat slalu tersakiti..
Dalam semua hal slalu dibenci..
Tiada puji,slalu dicaci maki..
Tiada kasih..
Seakan ku tersisih..
Ku ta' perduli..
Sungguh ku sayangi akan diri sendri..
Meski harus menantang besarnya badai..
Ku siap tu' jalani..
Asal diriku ta' lagi tersakiti..
Oleh sikap mereka yang slalu ta' perduli..
Meski ku jatuh berkali"..
Namun tetap tiada kasih..
Hanyalah benci yang tersisa..
Seakan tiada kebaikan di jiwa..
Dalam semua hal aku slalu salah..
Seakan tiada kebenaran dalam jiwa..
Tiba saatnya kesabaran tiada tersisa..
Ku berjanji ta'kan pernah kembali pada mereka..
Ku kjn jalani hidupku sendiri..
Agar kelak ku mampu tu' raih mimpi..
Yang selama ini ku ingini..
Ku ta' kuasa..
Menahan tangisan yang begitu besar adanya..
Karena dihatiku ada mereka..
Namun dihadapannya ku slalu terkapar lara..
Tiada trsisa sungguh tiada..
Rasa sabar di dalam jiwa..
Tangis tiada henti..
Namun ku slalu coba tu' bangkit kembali..
Memenuhi janji..
Atas diriku sendiri..
Yang kan bersedia hidup seorang diri..
Yang kan terus berusaha tu' raih medali..
Dalam kehidupan yang singkat ini..
Namun apa daya..
Sungguh ku ta' kuasa..
Menahan perihnya luka..
Yang setiap saat slalu ku terima..
Ta' bisa ku menepisnya..
Sungguh ta' mampu tiada berdaya..
Hingga diriku benar" teraniaya..
Oleh kejamnya perilaku mereka..
Yang semua disebabkan oleh amarah..
Yang ta' terbendung ketika marah..
Ku sadari..
Tiada semua dari hati..
Melainkan kegilaan awalnya..
Yang kan berbuah kecewa pada akhirnya..
Lalu hanya penyesalan yang didapatnya..
Sering ku bertanya..
Ta' bisakah kalian menghargai jiwa..
Yang slalu ada untuk kalian semua..
Baik di kala senang maupun gundah..
Diriku slalu dianggap rendah..
Hatiku slalu dibuat kecewa..
Ta' pernah menghargai milikku usaha..
Meskipun terlihat indah..
Namun sampah bagi mereka..
Ta' apa sungguh ta' apa..
Ku kan hadapi ini semua..
Sebelum nyawa terlepas dari jiwa..
Ku ta' kan pernah menyerah maupun putus asa..
Tiba saatnya ku tiada berdaya..
Diriku tergeletak lemah tanpa asa..
Tenaga lenyap tiada tersisa..
Hati terluka tiada penawarnya..
Ku terpaku dalam kesendirianku..
Ku benar" terjatuh dari hidupku..
Lalu..
Datanglah seorang mendekatiku..
Tiada lain dia teman sejatiku..
Yang sebelumnya ta' pernah bertemu..
Namun ikhlas dalam membantu..
Tiada pamrih saat menolongku..
Dengan tulus ia memperhatikan aku..
Ku cerita akan semua yang tlah ku alami..
Ku jelaskan semua yang tlah terjadi..
Hingga tanpa ku sadari..
Kulitku terbasahi oleh air mata suci..
Mengalir deras tiada henti..
Tiada harapan bagiku lagi..
Hanya DIA dan dialah harapku saat itu..
Yang mampu hilangkan sejuta pilu..
Resah gundah dalam sanubariku..
Terobati oleh hadirnya dia dalam hidupku..
Ta' lain semua atas kehendak Tuhanku..
Matahari kan tenggelam..
Menyembunyikan sinarnya dibalik kegelapan malam..
Ta' lama kemudian..
Ku tinggalkan tempatku bertahan..
Tu' menuju tempat tujuan..
Demi mengikuti semua saran..
Yang tlah ia ucapkan..
Saat ku ta' lagi mampu bertahan..
Atas semua kepedihan dan kepiluan..
Tanpa ku sadari..
Diriku tlah sampai..
Di sebuah tempat yang cukup ramai..
Sebuah bangunan yang sangat indah..
Tempat mereka menimba ilmu agama..
Serta beribadah terhadap Sang Kuasa..
Ku terpaku diri sendiri..
Tiada seorang yang ku kenali..
Hanya secangkir teh dan secuil roti..
Yang ku peroleh dari sebuah kedai..
Ku nikmati kesunyian..
Ku merenung dalam kesendirian..
Ta' lama kemudian..
Datang seorang..
Duduk manis sambil terheran heran..
Saat melihatku kesepian dalam kesendirian..
Ku bawakan secangkir minuman hangat untuknya..
Ku persilahkan dia makan bersama..
Bersama diriku yang sedikit bahagia..
Meski tengah terluka lara..
Wajahnya..
Menyimpan raut penuh bertanya..
Seakan dia melontarkan kata"..
"siapakah anda?darimana anda?kemari untuk apa?dengan siapa?mengapa gundah?akan bermalam dimana?"
bersambung.......